Materi adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan volume. Oleh karena memiliki volume, maka materi juga menempati ruang tertentu. Berdasarkan sifat kimianya, materi dibagi menjadi beberapa golongan atau lebih dikenal sebagai klasifikasi materi. Ini meliputi unsur, senyawa dan campuran.
1. Unsur
Zat Murni yang tidak dapat diuraikan kedalam bentuk zat-zat lainnya, dengan proses menggunakan Reaksi Kimia yang biasa (normal).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para Ilmuwan Kimia, Unsur memiliki lebih dari 100 macam bentuk, yang tersedia di Alam Bumi ini. Untuk mempermudah dalam mengenali macam-macam bentuk Unsur, terdapat pada bentuk Tabel berikut ini :
Contoh Unsur Dalam Kehidupan
Pada pembahasan dibawah ini, terdapat beberapa macam Unsur yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari :
Unsur
Lambang
Nomor Atom
Oksigen
O
8
Nitrogen
N
7
Karbon
C
6
Besi
Fe (Ferrum)
26
Timah
Sn (Stannum)
50
Belerang
S (Sulfur)
16
Emas
Au (Aurum)
79
Perak
Ag (Argentum
47
Tembaga
Cu (Cuprum)
29
Jenis-Jenis Unsur
Unsur terbagi menjadi 3 macam bentuk berdasarkan sifat-sifatnya, yaitu sebagai berikut ini :
1. Unsur Logam
Material yang memiliki sifat padat keras, tidak tembus cahaya, memiliki warna yang berkilauan, memiliki konduktivitas listrik yang kuat, dan sebagai termal yang baik.
Unsur Logam ini juga dapat digunakan sebagai bahan untuk menempa, sehingga dapat dibentuk berupa Alat-Alat atau Barang yang bisa digunakan oleh kehidupan Manusia.
Berikut merupakan bentuk Tabel Unsur-Unsur Logam yang tersedia di Alam Bumi ini, yang dapat digunakan oleh Manusia :
Nama
Nama Ilmiah
Lambang
Bentuk Fisik
Aluminium
Aluminium
Al
Padat dan Warna Putih Perak
Barium
Barrium
Ba
Padat dan Warna Putih Perak
Besi
Ferrum
Fe
Padat dan Warna Putih Perak
Emas
Aurum
Au
Padat dan Warna Kuning
Kalium
Kalium
K
Padat dan Warna Putih Perak
Kalsium
Calsium
Ca
Padat dan Warna Putih Perak
Kromium
Chronium
Cr
Padat dan Warna Putih Perak
Magnesium
Magnesium
Mg
Padat dan Warna Putih Perak
Manga
Manganium
Mn
Padat dan Warna Abu-Abu
Natrium
Natrium
Na
Padat dan Warna Putih Perak
Nikel
Nikelium
Ni
Padat dan Warna Putih Perak
Perak
Argentum
Ag
Padat dan Warna Putih Perak
Tembaga
Cuprum
Cu
Padat dan Warna Kecokelatan
2. Unsur Non Logam
Material yang tidak memliki sifat dan bentuk fisik seperti Logam. Pada dasarnya, Unsur Non Logam berwujud seperti Gas, Cair, Padat, pada suhu dan tekanan yang normal.
Unsur Non Logam yang berwujud berupa Gas, yaitu Helium, Nitrogen, Karbondioksida, Oksigen, dan Lain-lainnya. Unsur Non Logam yang berwujud berupa benda Padat, yaitu Iodin, Fosfor, Karbon, Belerang, dan Lain-lainnya. Sedangkan yang berwujud berupa benda Cairan, yaitu Minyak, Bromin, dan Lain-lainnya.
Berikut merupakan bentuk Tabel Unsur-Unsur Non Logam yang tersedia di Alam Bumi ini, yang dapat digunakan oleh Manusia :
Nama
Nama Ilmiah
Lambang
Bentuk Fisik
Belerang
Sulfur
S
Padat, dan berwarna Kuning
Bromin
Bromium
Br
Cairan, dan berwarna Cokelat Kemerahan
Fluorin
Fluorine
F
Gas, dan berwarna Kuning Muda
Fosfor
Phosphorus
P
Padat, dan berwarna Putih, Merah
Helium
Helium
He
Gas, tidak memiliki warna
Hidrogen
Hydrogenium
H
Gas, tidak memiliki warna
Karbon
Carbonium
C
Padat, dan berwarna Hitam
Klorin
Chlorine
Cl
Gas, dan berwarna Kuning Kehijauan
Neon
Neon
Ne
Gas, tidak memiliki warna
Nitrogen
Nitrogenium
N
Gas, tidak memiliki warna
Oksigen
Oxygenium
O
Gas, tidak memiliki warna
Silikon
Silicium
Si
Padat, dan berwarna Abu-abu
Iodin
Iodium
I
Padat, dan berwarna Hitam
3. Unsur Semi Logam
Material yang memiliki sifat dan bentuk fisik seperti Logam dan Non Logam, atau biasa disebut dengan Metaloid. Unsur Semi Logam juga bersifat sebagai Semi Konduktor.
Semi Konduktor adalah Unsur yang tidak memiliki sifat sebagai penghantar listrik dengan baik, dengan Suhu yang rendah, tetapi sifat penghantar listri akan menjadi lebih baik, dengan Suhu yang tinggi.
Berikut merupakan bentuk Tabel Unsur-Unsur Semi Logam yang tersedia di Alam Bumi ini, yang dapat digunakan oleh Manusia :
Nama
Nama Ilmiah
Lambang
Bentuk Fisik
Boron
Boronium
B
Padat, dan berwarna Kecokelatan
Silikon
Silicium
Si
Padat, dan berwarna Abu-Abu
Germanium
Germanium
Ge
Padat, dan berwarna Abu-Abu
Arsen
Arsenium
As
Padat, dan berwarna Abu-Abu
Antimon
Stibium
Sb
Padat, dan berwarna Abu-Abu
Tellurium
Tellurium
Te
Padat, dan berwarna Keperakan
Polonium
Polonium
Po
Padat, dan berwarna Keperakan
2. Senyawa
Zat Tunggal yang terbentuk dari penggabungan antara suatu Unsur-Unsur dengan pembagian tertentu, dan dapat diuraikan kedalam bentuk zat-zat lainnya secara lebih sederhana.
Senyawa ini memiliki sifat yang berbeda-beda, tergantung dengan Unsur-Unsur dalam penyusunannya dengan menggunakan proses Reaksi Kimia.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para Ilmuwan Kimia, Senyawa memiliki banyak sekali macam bentuk, yang tersedia di Alam Bumi ini. Untuk mempermudah dalam mengenali beberapa macam-macam bentuknya, terdapat pada bentuk Tabel berikut ini :
Ciri-Ciri Senyawa
Senyawa memiliki ciri-ciri dalam bentuk yang berbeda-beda, yaitu sebagai berikut ini :
Senyawa merupakan bentuk dari Zat Tunggal atau Zat Murni
Dapat diuraikan menjadi beberapa Unsur, yang sesuai dengan jumlah Unsur sebagai penyusunannya atau pembentukannya melalui Reaksi Kimia biasa
Komposisi Unsur sebagai pembentukannya dengan Senyawa memiliki sifat yang berbeda-beda
Senyawa berupa penggabungan dengan Unsur dan perbandingan yang tertentu
Jenis-Jenis Senyawa
Klasifikasi Senyawa terbentuk menjadi beberapa jenis, yaitu diantaranya sebagai berikut :
1. Senyawa Ionik
Senyawa Kimia yang terbentuk dari unsur-unsur berupa Ion. Ikatan Ion ini terbentuk menjadi satu bagian dengan menggunakan proses gaya Elektrostatik.
Senyawa Ionik merupakan jenis Senyawa yang memiliki sifat Netral secara menyeluruh, dengan pembentukan antara Ion Positif (Kation) dengan Ion Negatif (Anion).
Contoh Senyawa Ionik, yaitu Natrium Klorida (Na+) dengan (Cl-), Kalium Klorida (K+) dengan (Cl-), dan Lain-lainnya.
2. Senyawa Oksida
Senyawa Kimia yang tersusun antara Unsur Oksigen dengan Unsur Lain-lainnya, Senyawa jenis ini terdapat Unsur Oksida, yang terbentuk karena suatu Oksigen di udara.
3. Senyawa Organik
Senyawa Kimia yang terbentuk dan tersusun antara Karbon dan Hidrogen sebagai Unsur utamanya. Namun dalam jenis Unsur ini juga, terdapat beberapa unsur-unsur lainnya, yaitu berupa Belerang, Fosfor, Oksigen, dan Helogen.
4. Senyawa Asam
Senyawa Kimia ini memiliki rumus, yaitu HA. Senyawa ini apabila dilarutkan kedalam Air, maka akan memiliki pH dibawah 7, Senyawa Asam akan memberikan Ion H+ pada Senyawa lain-lainnya (Basa).
5. Senyawa Basa
Senyawa Kimia yang terbentuk dan menyerap Ion H+ dengan pH lebih besar dari 7, dan melepaskan Ion OH+.
3. Campuran
Zat yang telah dibuat melalui proses penggabungan antara dua Zat atau lebih yang berbeda, tanpa menggunakan proses Reaksi Kimia (Zat tidak menyatu dengan Zat lainnya).
Zat yang telah digabungkan, tidak mengalami perubahan fisik yang berada didalamnya. Campuran ini juga dapat dipisahkan menjadi Zat aslinya dengan menggunakan proses secara Mekanisme, dan Campuran dapat memiliki sifat Homogen atau Heterogen.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para Ilmuwan Kimia, Campuran dapat memiliki banyak sekali macam bentuk penggabungan, yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mempermudah dalam mengenali beberapa macam-macam bentuk penggabungannya, terdapat pada bentuk Tabel berikut ini :
Jenis-Jenis Campuran
Klasifikasi Campuran terbentuk menjadi 2 macam jenis, yaitu diantaranya sebagai berikut :
1. Campuran Homogen
Campuran pada jenis ini terbentuk dan tersusun antara dua Senyawa atau lebih, yang seluruh Komponennya memiliki sifat dan susunan yang lama, sehingga Komponen penyusunnya tidak dapat dibedakan. Campuran Homogen ini tersusun antara Laarutan Zat Solvent dan Larutan Zat Solute.
Campuran Homogen dapat dicampurkan, sebagai berikut :
Larutan Garam dengan Air
Larutan Gula dengan Air
Larutan Asam Sulfat
Larutan Cuka Dapur
Udara atau Oksigen
Larutan Alkohol 70%
2. Campuran Heterogen
Campuran pada jenis ini terbentuk dan tersusun antara Dua bahan atau lebih dengan bentuk fase yang berbeda-beda. Contohnya, yaitu Sebuah Tanah yang dimasukkan atau dicampurkan kedalam Air. Hal ini disebut sebagai Heterogen, karena pada Tanah memiliki bentuk fase yang padat, sedangkan Air memiliki bentuk fase yang cair
Campuran Heterogen dapat dicampurkan, sebagai berikut :
Tanah yang dicampurkan dengan Air
Minyak yang dicampurkan dengan Air
Pasir yang dicampurkan dengan Serbuk Besi
Batu yang dicampurkan dengan Air
Perbedaan Campuran Homogen dan Heterogen
1. Campuran Homogen : Seluruh Komponen yang terdapat didalamnya memiliki kesamaan (Warna, Rasa, dan perbandingan Zat yang tercampur sama).
2. Campuran Heterogen : Seluruh Komponen yang terdapat didalamnya memiliki ketidak samaan (Warna, Rasa, dan perbandingan Zat yang tercampur tidak sama).
Demikianlah penjelasan mengenai tentang Unsur, Senyawa dan Campuran beserta Pengertian, Tabel Kimia, Jenis-Jenis, dan Contohnya.
Semoga dapat bermanfaat dan menjadi suatu pengetahuan yang berguna untuk kita semua.
Metode Pemisahan Campuran
Ada beberapa metode yang digunakan untuk memisahkan campuran berdasarkan sifat fisikanya, yaitu:
Metode Penyaringan (Filtrasi)
Penyaringan adalah metode yang digunakan untuk memisahkan cairan dan padatan yang tidak larut dalam cairan dengan melewatkannya pada saringan berpori. Umumnya campuran disaring menggunakan kertas saring yang ditaruh dalam corong gelas.
Pengkristalan (Kristalisasi)
Kristalisasi adalah cara pemisahan campuran antara zat padat terlarut dalam larutan dengan cara menguapkan pelarutnya. Contoh pemisahan campuran dengan cara kristalisasi yaitu membuat garam dapur dari air laut, membuat gula tebu dari tebu, dan membuat kembang gula (permen) dari gula tebu.
Penyubliman (Sublimasi)
Sublimasi adalah cara pemisahan campuran antara zat padat dengan zat padat yang mudah menyublim. Pemisahan campuran dengan cara sublimasi dapat digunakan untuk memisahkan atau memurnikan zat-zat yang dapat menyublim seperti kapur barus, iodin, kafein, dan naftalena.
Kromatografi
Kromatografi adalah cara pemisahan campuran berdasarkan perbedaan koefisien difusi atau kecepatan perambatan dari komponen-komponen zat dalam suatu medium tertentu. Pada kromatografi, komponen-komponen zat akan dipisahkan antara dua buah fase yaitu fase diam dan fase gerak.
Penyulingan (Distilasi
Pengertian
Penyaringan (Destilasi) adalah Suatu metode yang berfungsi untuk memisahkan antara dua Zat Kimia atau lebih, berdasarkan dengan perbedaan Kecepatan, kemudahan dalam Penguapan, atau Volatilitas Zat.)
Dalam proses metode ini, campuran Zat akan mendidih sehingga terjadilah Penguapan, dan Uap yang dihasilkan ini kemudian akan mendingin kembali dan berubah bentuk menjadi Cairan.
Zat yang memiliki Titik Pendidih lebih rendah akan mengalami Penguapan terlebih dahulu, daripada Zat yang memiliki Titik Pendidih yang lebih besar.
Macam-Macam Bentuk
Dalam proses metode Penyaringan (Destilasi) terdapat beberapa macam bentuk, yaitu sebagai berikut ini.
1. Destilasi Sederhana
Dasar Pemisah yang terdapat dalam metode ini adalah Antara perbedaan Titik Pendidih yang berjauhan atau dengan salah satu komponen dasar yang bersifat Volatif.
Apabila pada Zat yang memiliki Titik Pendidih lebih rendah akan mengalami Penguapan terlebih dahulu, daripada Zat yang memiliki Titik Pendidih yang lebih besar.
2. Destilasi Bertingkat
Destilasi Bertingkat (Fraksionisasi) adalah Metode untuk memisahkan dua komponen Zat Cair atau lebih, dari suatu Larutan yang berdasarkan pada perbedaan Titik Pendidihnya. Destilasi jenis ini juga dapat berfungsi untuk campuran dengan perbedaan Titik Pendidih kurang dari 20 ºC dan bekerja dalam Tekanan Atmosfer (Tekanan Rendah).
3. Destilasi Uap
Metode ini berfungsi pada Campuran Senyawa yang memiliki Titik Pendidih mencapai 200 ºC bahkan lebih. Penguapan pada Senyawa ini dapat mencapai Suhu mendekati 100 ºC dalam Tekanan Atmosfer dengan menggunakan Air yang Mendidih serta memiliki sifat yang Fundamental.
4. Destilasi Vakum
Metode ini biasanya dapat berfungsi, apabila Campuran Senyawa yang akan disuling tidak stabil, dengan sebelum Terdekomposisi dan mendekati Titik Pendidih diatas 150 ºC.
Metode Destilasi Vakum ini tidak dapat dipakai pada Campuran Senyawa dengan Titik Pendidih yang rendah, apabila Kondesornya memakai Air Dingin.
Dalam mengurangi pada Tekanan Senyawa dalam metode Penyulingan (Distilasi) ini, dapat menggunakan Alat Pompa Vakum (Aspirator).
5. Destilasi Azetrop
Metode ini berfungsi untuk proses Penguapan pada Zat Cair tanpa merubah komposisi Zat Pembentukannya.
Alat Dan Fungsi
Dalam menggunakan metode Destilasi pada skala Laboraturium memiliki peralatan yang lebih sederhana dan mudah dirangkai, berikut dibawah ini ada beberapa alat-alat yang digunakan.
1. Alat Destilasi
Sumber Energi Panas
Labu Destilasi sampel
Tabung Penghubung
Termometer
Kondensor
Air pendingin masuk
Air pendingin keluar
Alas Labu Bulat untuk hasil pemisahan
Gas Inlet
Kontrol Energi Panas
Kontrol Kecepatan Pengaduk
Pengaduk
Batch Alat Pemanas
Batch Alat pendingin
Fungsi Alat Destilasi Dalam Proses
Campuran terlebih dahulu dimasukkan kedalam Labu Destilasi.
Kemudian Campuran akan dipanaskan oleh Sumber Panas dan Batch Alat Pemanas.
Pada proses tahapan ini, kita harus mengetahui Komponen yang akan dipisahkan dari Campuran.
Contoh misalkan dalam memisahkan Eter dari Campuran, maka kita harus mengatur Temperatur pada 34.6°C menggunakan Pengontrol Energi Panas, dan Pengontrol Suhu dengan menggunakan Termometer.
Kemudian lakukan pengadukan dengan Alat Pengaduk, yang akan diatur kecepatan geraknya oleh Kontrol Pengaduk.
Pada Temperatur 34.6°C, Komponen Eter dalam Campuran akan mengalami Penguapan dan Naik melalui Tabung Penghubung serta akan mengalir menuju Kondensor.
Air Pendingin akan mengalir dari pipa dan menuju pada pipa lainnya, aliran Air ini akan bekerja sebagai Kondensor.
Fungsi Kondensor adalah untuk mendinginkan Gas, sehingga dapat mengubah Gas Etanol menjadi suatu Cairan, dengan proses Pengembunan.
Cairan Etanol akan masuk kedalam Tabung Penghubung, lalu kemudian akan terjatuh pada tujuan akhirnya, yaitu Alas Labu Bulat hasil pemisahan Campuran.
Terakhir dengan adanya Batch Pendingin, maka Cairan Etanol hasil dari Destilasi tersebut, tidak dapat membentuk sebagai Uap lagi dan tetap akan bertahan dalam bentuk Cairan didalam Labu.
TUGAS
TUGAS IPA KELAS 7 sem 1 materi klasifikasi zat
1.Apa perbedaan antara unsur,senyawa dan campuran ?
2.Berikan masing- masing 2 contoh unsur,senyawa,campuran homogen dan campuran heterogen
PETA KONSEP Materi Sistem Gerak pada Manusia (Rangka, Tulang, Otot dan Persendian) Materi Sistem Gerak pada Manusia (Rangka, Tulang, Otot dan Persendian) Sistem Gerak pada Manusia – Di dalam melakukan aktifitas sehari-hari pastinya kita melakukan banyak gerakan. Kemampuan yang dimiliki oleh manusia untuk bergerak tentunya dikarenakan adanya organ-organ yang mendukung tubuh manusia untuk melakukannya. di dalam biologi, kerjasama organ-organ tersebut dikenal dengan sistem gerak. sistem gerak meliputi tulang/rangka, otot, serta sendi-sendi. Khusus untuk materi kali ini Gudang Biologi akan mengupas tuntas mengenai sistem gerak pada manusia, yuk mari langsung saja kita amati bersama penjelasannya berikut ini: Sistem Gerak pada Manusia Tulang/rangka Tulang memiliki fungsi utama sebagai alat gerak pasif. artinya tulang hanya bisa bekerja/bergerak apabila ada bantuan dari otot. Tulang atau rangka pada manusia tergolong ke dalam alat gerak pasif dikarenakan tulang hanya akan bisa
TUGAS KE 5 KELAS 8 TUGAS SISTEM PERNAPASAN 1. Apa yang dimaksud a. Respirasi b. Respirasi eksternal c. Respirasi internal 2. Secara struktur system pernapasan tersusun atas 2 bagian a. Sistem pernapasan bagian atas meliputi………………….. b. Sistem pernapasan bagian bawah meliputi…………….. 3. Secara fungsional system pernapasan tersusun atas 2 bagian utama a. Zona penghubung tersusun………………….dan zona respirasi tersusun………………………… 4. Jelaskan fungsi masing masing organ pernapasan manusia ! 5. Buat skema pernapasan dada pada fase Inspirasi! Otot antar Tulang rusuk berkontraksi ………. 6. Buat skema pernapasan dada pada fase ekspirasii! 7. Buat skema pernapasan perut pada fase Inspirasi! 8. Buat skema pernapasan perut pada fase ekspirasii! 9. Apa yang mempengaruhi frekuensi pernapasan seseorang ? 10.
BAHAN AJAR PERSIAPAN UN SMP BAGIAN IPA-FISIKA Pertemuan ke- ... SKL 4. Memahami konsep-konsep dan penerapan getaran, gelombang, bunyi, dan optik dalam produk teknologi sehari-hari. RINGKASAN KONSEP A. CERMIN DATAR Pemantulan teratur : jika berkas sinar datang sejajar, maka berkas sinar pantulnyapun sejajar pula. Contoh penerapan pemantulan teratur : cermin datar. Pemantulan difus (baur) : untuk berkas sinar datang sejajar, berkas sinar pantulnya tidak beraturan, hal ini dikarenakan permukaan pemantul yang tidak rata. Pemantulan difus / baur sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, misal dinding kamar dicat sedemikian rupa sehingga berkas sinar pantulnya tidak menyilaukan mata. Hukum pemantulan pada cermin · sinar datang, garis normal dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar · sudut datang = sudut pantul, atau : i = p Catatan : Garis normal adalah ga
Comments
Post a Comment